Rabu, 31 Desember 2014

SUDAHKAH MENCIUM ANANDA HARI INI ?



“Perbanyaklah kamu mencium anak cucumu karena imbalan dari setiap ciuman adalah surga.” (HR. Bukhari)
Rahasia dan Manfaat Kecupan bagi Anak.
Dikisahkan bahwa Abu Hurairah berjalan keluar bersama Rasulullah Muhammad SAW. Selama perjalanan, Rasulullah Muhammad SAW tidak berbicara dengan Abu Hurairah, begitupun sebaliknya. Ketika sampai di pasar Bani Qainuqa, Rasulullah duduk di pekarangan rumah Fatimah lalu berkata, “Apakah terdapat anak-anak di sana?” Tidak lama kemudian, datanglah seorang anak kecil menghampiri Rasulullah. Rasul pun memeluk dan menciumnya sambil berdo'a, “Ya Allah, sayangilah dia dan sayangi pula orang yang menyayanginya.” (HR. Bukhari).
Pada kisah yang lain, suatu hari datang seorang kepala suku mendatangi Nabi dan melihat beliau sedang mencium cucunya. Kepala suku mengatakan kepada Nabi Muhammad SAW, “Saya mempunyai sepuluh anak, seorang di antara mereka tidak pernah saya cium.” Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Kalau Allah tidak memberikanmu perasaan kasih sayang, apa yang dapat diperbuat-Nya untuk kamu? Barangsiapa yang tidak mempunyai kasih sayang pada orang lain, dia tidak akan mendapatkan kasih sayang dari Allah SWT.” (HR. Bukhari).
Cinta seringkali diekspresikan melalui ciuman dan Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok yang paling sering memberikan ciuman dan belaian kepada anak-anak. Alangkah indahnya jika sebuah rumah dihiasi oleh cinta dan kasih sayang. Cinta yang tumbuh dari seorang anak kepada orangtuanya dan kasih sayang yang lahir dari orangtua kepada anaknya. Ya, rumah merupakan tempat untuk menemukan arti cinta yang sesungguhnya.
Dari peristiwa tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya wujud kasih sayang seorang ayah kepada anaknya tidak hanya dalam pemenuhan kebutuhan materi saja, tetapi juga dalam bentuk sentuhan-sentuhan halus kepada anaknya. Sentuhan kasih sayang dan ciuman juga bisa mengantarkannya menjadi ahli surga.
Percaya atau tidak, ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh ahli yang kompeten di bidangnya, bahwa seorang anak yang diberangkatkan sekolah oleh sang Ibu dengan kecupan sayang ternyata memberi dampak yang luar biasa dalam prestasi sekolahnya. Bahkan kecupan tersebut mampu meredam amarah sang anak sehingga tidak berkelahi di sekolah. Hal ini berbeda dengan mereka yang diberangkatkan oleh baby-sitter. Jadi tidak ada lagi alasan untuk ragu memberikan ciuman pada anak di pagi hari. Ya, sebelum mereka melakukan aktifitas pagi, ciumlah mereka sebagai salah satu cara menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang kepada mereka
disadur dari majalah Percikan Iman

Rabu, 03 September 2014

Rahasia bebas dari kanker selamanya



Rahasia bebas dari kanker selamanya

Artikel ini dikirimkan dr Andry Hartono di sebuah milis, mungkin dapat membantu anda atau kerabat anda.

#amandarikanker

Memulihkan fungsi empat organ tubuh utama dan melepaskan tekanan batin

Bagi pasien kanker, asal fungsi empat organ tubuh, berupa limpa, hati, usus besar dan ginjal sehat kembali, sudah boleh mengucapkan selamat berpisah dengan penyakit kanker, kencing manis, penyakit jantung dan darah tinggi.

Ketika pagi tadi saya memeriksa kembali para pasien kanker, banyak dari pasien kanker itu yang tadinya menderita tekanan darah tinggi, sekarang tekanan darahnya sudah normal, tadinya menderita penyumbatan pembuluh darah, sekarang tidak perlu lagi mengkonsumsi obat. Jelas, asal beberapa organ tubuh utama ini dapat dipulihkan secara perlahan- lahan, berbagai jenis penyakit peradaban baru dapat dihilangkan, namun itu bukan faktor utama satu-satunya. Kalau kanker hanya merupakan tumor, tentu lebih mudah ditangani.

Dahulu kita pernah berbuat suatu kesalahan besar dalam bidang medis, asal melihat sebuah tumor, lalu berusaha untuk membunuhnya melalui operasi, kemoterafi atau radiasi, pokoknya jalan terbaik adalah dibunuh dengan segala cara, kemudian dosis obat semakin tinggi semakin baik. Ketika sel kanker mati, orangnya juga mati.

Itu adalah kesalahan terbesar dalam ilmu kedokteran, sebab masalah bukan berdiri sendiri, harus dipertimbangkan secara menyeluruh. Maka dari itu, organ limpa harus dipulihkan terlebih dahulu, kita mesti memelihara suatu kebiasaan makan, dengan kandungan jenis biji-bijian, baik kasar mau pun halus, harus paling sedikit mencapai 50% dalam bahan makanan sehari-hari.

Biji-bijian ini adalah kacang merah, kacang kuning, kacang hijau, jali, dan lainnya, semua ini adalah jenis biji-bijian, biji teratai juga sangat baik, dengan konsep demikian, fungsi limpa dan hati akan membaik. Limpa berguna untuk produksi darah, setiap hari ada dua masa penting, yaitu jam 23.00 - 01.00 dan 11.00 - 13.00.

Maka ketika waktu istirahat memang sudah tiba, harus beristirahat. Orang sekarang kebanyakan memiliki masalah organ hati, kenapa demikian?

Tiga perusak organ hati adalah tidur larut malam, makan makanan berminyak dan suka marah. Minyak dapat membungkus organ hati, ketika anda menyantap makanan berminyak, lapisan minyak akan membungkus organ hati, membuat organ hati tidak berfungsi, maka jangan mengkonsumsi terlalu banyak makanan berminyak.

Bila semakin banyak tidur semakin lelah : peringatan akan masalah hati. Ketika tidur, limpa mengumpulkan cairan darah dan dikirimkan ke hati untuk dibuang kandungan racunnya, darah bersih kemudian dikirimkan ke jantung, jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, apakah tujuannya? Agar setiap tempat yang tercapai oleh darah mendapatkan gizi, sehingga tubuh terjaga tetap sehat.. Sayang sekali, banyak orang sekarang telah memiliki masalah limpa, di mana limpa tidak mampu lagi mengumpulkan darah.

Hanya ada satu cara untuk menjaga kesehatan organ limpa, dengan mengkonsumsi jenis biji-bijian, lalu kenapa organ limpa orang sekarang sedemikian buruknya dan tubuh banyak penyakit? Karena tidak mengkonsumsi jenis biji-bijian, lebih suka makan hamburger, steak, kentang goreng, hanya makan sedikit nasi, itu pun jenis beras putih, kita semestinya mengkonsumsi jenis biji-bijian yang belum diolah, misalnya beras kasar.

Namun saya ingatkan semua orang, Singapura adalah negara tropis, maka jenis biji-bijian asal daerah beriklim dingin atau panas tidak cocok untuk dikonsumsi oleh penduduk daerah tropis, seperti gandum, soba, barley dan sorghum, semua ini merupakan produk pertanian daerah beriklim dingin, tentu ada tubuh sebagian kecil orang yang memang tahan, namun tidak cocok untuk dikonsumsi oleh sebagian besar orang, bukan bahan makanan ini tidak baik.

Apakah bahan makanan paling cocok untuk penduduk daerah tropis seperti kita ini? Yaitu beras kasar dan ubi rambat, kedua jenis makanan ini cocok untuk penduduk seluruh dunia, selain itu juga ada jali dan sekoi yang lebih cocok untuk penduduk daerah tropis. Dengan memelihara kebiasaan makan jenis biji-bijian, fungsi organ limpa akan pulih.

Memulihkan fungsi pembuangan kotoran dari usus besar

Kalau anda sering merasa lelah, hati anda bermasalah, maka anda harus lebih cepat beristirahat. Setiap pagi, anda sulit sekali buang air besar, anda bagai sedang berperang dengan kakus saja, itu tentu sangat menyedihkan sekali.

Gejala apa ini? Itu disebabkan daya serap tubuh anda terhadap makanan berserat sudah lemah, mengapa penderita kanker usus besar di Amerika sangat banyak, penderita kanker usus besar di daerah pantai Tiongkok juga banyak, penderita kanker usus besar di Singapura juga menempati urutan dua dari semua penderita kanker, sedangkan hasil riset terhadap penduduk daerah pedalaman Tiongkok menunjukkan tiada penderita kanker usus, sebab mereka setiap hari buang air besar dengan lancar, begitu jongkok langsung keluar, tinjanya bagai pisang saja, sangat cantik! Bahkan berjejer dengan rapi. Bukan begitu saja, saya jelaskan, tinja orang sehat, diameternya sekitar 2 - 3 cm, berbentuk batangan sepanjang 30 - 45 cm, kalau diletakkan di atas tanah, bisa berguling, bahkan berasap, bahkan ada wangi vanilla.

Pernah suatu hari, Billy menelepon saya dengan gembira, "Pak dosen, apa yang anda katakan memang benar, sebelumnya saya tidak yakin, sekarang saya ingin minta maaf pada anda." Saya bertanya: "Apa yang anda tidak yakin?"

"Anda katakan tinja orang sehat wangi vanilla, mana mungkin? Namun sekarang tinja saya sudah wangi vanilla."

Kenapa? Karena racun dalam usus sudah terbuang, apakah anda tidak merasa tahi lembu ada wangi vanilla? Namun kotoran lembu sekarang sangat bau, sebab makanan lembu sekarang kacau balau, apalagi lembu disuntik antibiotik, kalau anda sulit buang air besar, apa artinya ini? Segala penyakit berawal dari gejala usus besar sulit buang air besar.

Ketika usus besar anda sangat sehat, anda bukan bangun sendiri di pagi hari, namun dibangunkan oleh geliat usus besar. Kenapa?

Karena antara jam 05.00 - 07.00 pagi, usus besar paling aktif bekerja, itu sebabnya kita meminta pasien kanker harus pergi tidur pada jam 21.00 malam, demikian juga dengan pasien kencing manis. Orang pada umumnya harus tidur sebelum jam 23.00 malam, sebab pagi harinya jam 06.00 - 07.00 usus besar akan menggeliat untuk membangunkan anda, meminta anda untuk jongkok di kakus.

Setiap hari berapa kali makan, juga berapa kali buang air besar, kalau begitu berapa kali seharusnya buang air? Ingat!

Kalau 4 - 5 hari buang air sekali, itu artinya menderita penyakit susah buang besar parah, 2 - 3 hari buang air sekali termasuk penyakit susah buang besar tingkat menengah, sedangkan satu hari hanya sekali buang air besar termasuk penyakit susah buang besar tingkat ringan.

Bagaimana bisa disebut paling sehat dan normal? Berapa kali anda makan, sebegitu banyak kali pula anda buang air besar, itulah yang disebut sehat, lagipula setiap kali jongkok, dalam 2 - 3 menit langsung beres.

Lihatlah tinja anda, berjejer dengan rapi, kalau pantat anda dibersihkan dengan kertas tissue, tidak akan ada tinja yang lengket, bersih sekali. Saya melihat ada sebagian orang sangat kasihan sekali, sepuluh lembar kertas tissue juga tidak sanggup membersihkan sisa kotoran di pantat, orang demikian biasanya tidak memakai kertas tissue, langsung siram saja dengan air.

Sebab tubuhnya sangat kekurangan selulosa. Kalau makanan yang masuk ke dalam badan tidak dikeluarkan dalam jangka waktu 12 jam, akan berubah menjadi zat beracun. Racun yang tidak dibuang keluar ini akan diserap oleh dinding usus besar, racun yang terserap ini akan dikembalikan oleh pembuluh balik gerbang ke hati, itu sungguh celaka! Berakibat kerusakan hati yang bermasalah besar.

Maka, masalah hati berhubungan dengan usus besar, asal usus besar lancar, hati akan pulih dengan sendirinya, sistim kekebalan tubuh juga pulih, darah yang dikirimkan ke jantung juga bersih, tubuh akan sulit terserang penyakit.

Ginjal adalah organ penting untuk metabolisma, pembuangan rekreasi dan racun, cairan darah dalam tubuh melewati ginjal sebanyak 20 kali perjam, kotoran metabolisma dari darah disaring oleh ginjal menjadi urin untuk dikeluarkan dari tubuh. Kalau fungsi ginjal bermasalah, pinggang akan terasa linu-linu, sakit gembur-gembur, dalam cairan darah ada racun urin, tekanan darah tinggi, infeksi saluran kencing, lelah, sulit tidur, telinga berbunyi, rambut rontok, pandangan mata kabur, refleks tubuh berkurang, suka muram, sering merasa cemas, bahkan berpikiran bukan-bukan.

Segala jenis zat beracun yang ditimbulkan oleh minuman, makan dan udara yang masuk ke dalam tubuh, mau pun akibat tekanan batin, semuanya melewati ginjal. Kalau sampah ini terlalu banyak, beban kerja ginjal terlalu berat, dalam jangka pendek akan timbul penyumbatan atau infeksi, dalam jangka panjang akan timbul gejala batu ginjal, fungsi ginjal menurun dan darah tidak bersih, paling parah harus menjalani proses cuci darah buatan, kalau tidak bisa membahayakan jiwa.

Bagi ginjal "pencegahan lebih baik daripada pengobatan" . Tindakan terbaik adalah menjaga kesehatan dan menghindari tindakan merusak ginjal. Sebab utama kerusakan ginjal adalah:

1. Mengkonsumsi terlalu banyak makanan mengandung protein tinggi dari binatang, akibatnya timbul asam kencing berlebihan, beban kerja ginjal terlalu berat.

2. Kerja terlalu lelah, tekanan terlalu berat, tidak cukup istirahat.

3. Terlalu banyak konsumsi obat-obatan barat, seperti obat pereda sakit dan antibiotik.

4. Lingkungan tercemar: air, tanah, udara dan suara ribut.

5. Terlalu banyak minum arak, kopi, minuman bersoda, air dingin.

6. Cuaca dingin dan basah.

7. Kurang minum air.

Kalau ingin menjaga kesehatan ginjal, harus kurang bahaya di atas, lebih banyak minum air dan jus buah-buahan, seperti strawberry, cranberry, blueberry, raspberry, semangka dan lemon.

Makan makanan berprotein dari tanaman, olah raga teratur, minum minuman alamiah yang ringan, istirahat secukupnya, menjaga kondisi hati gembira, cegah bagian pinggang jangan terkena udara dingin, sering-sering menggosok bagian pinggang dengan tepalak tangan, agar ginjal lebih terjaga.

Menjaga kondisi ginjal dengan lemon

Lemon baik untuk ginjal, juga hati.

1. Menjaga kesehatan ginjal dengan jus lemon hangat:
Setiap bangun tidur, buat jus dari sebutir lemon, tambahkan air hangat 200 cc (boleh tambahkan garam laut sedikit agar terasa lebih enak diminum) , minum pelan-pelan dalam kondisi perut kosong, itu bisa membersihkan ginjal, juga memperlancar buang air.

2. Jus lemon untuk membuang batu ginjal
Peras jus dari 12 butir lemon segar (kalau sudah mau diminum baru diperas), tambahkan air hangat secukupnya (boleh tambahkan garam laut sedikit agar terasa lebih enak diminum), terus minum selama 7 hari (setiap hari 12 butir lemon, makan minum lainnya seperti biasa). Batu ginjal halus akan keluar bersama dengan urin. Ketika keluar akan terasa sakit, kalau batu ginjal sudah besar, sudah berakibat infeksi dan sakit, boleh minum jus cranberry untuk meredakan sakit dan mengobati infeksi.

Enam cara untuk menghilangkan tekanan batin

Banyak orang pernah menderita tekanan batin akibat beban hidup, beban kerja atau beban hubungan sesama, kalau tekanan batin bisa dikelola dengan baik, akan menjadi sejenis daya dorong yang menimbulkan motivasi hidup. Akan tetapi, kalau tekanan batin tetap ada, tidak dapat diuraikan, bahkan semakin bertambah, ini akan mendatangkan masalah besar pada kelenjar ginjal dan hormon, membangkitkan penyakit dalam sistim kekebalan tubuh, berakibat masalah sangat parah.

Sebagian besar penderita depresi disebabkan oleh tekanan batin sangat besar yang datang secara tiba-tiba, tanpa sanggup menguraikannya. Tekanan batin datang ketika bertemu kesulitan besar, maka kita harus belajar menangani kesulitan.

Kanker berhubungan paling erat dengan tekanan batin, umumnya enam bulan sebelum terserang kanker, penderitanya dilanda masalah dengan tekanan batin berat. Ketika ada tekanan batin, anda harus belajar rileks.

Hembusan nafas bisa berpengaruh pada frekuensi gelombang otak, frekuensi gelombang otak bisa berpengaruh pada kecepatan detak jantung, kecepatan detak jantung bisa berpengaruh pada kecepatan ketat-lemasnya otot. Dengan kata lain, ketika anda merubah cara bernafas, kondisi otot dan perasaan akan membaik, cara ini juga dipergunakan untuk terapi pasien makan langsung muntah.

1. Menggosok kedua telapak tangan.
Ketika mata anda lelah, cara ini paling efektif, dapat membantu kelancaran aliran darah, stamina dan semangat akan segera timbul kembali.

2. Berolah raga
Dengan seluruh badan bergoncang, semangat akan kembali dengan segera, paling baik kalau olah raga rutin, sebab olah raga adalah cara terbaik untuk melepaskan tekanan batin. Selain itu, berjalan kaki dengan kaki ayam di atas rerumputan, juga dapat melepaskan tekanan batin, persyaratan mendasar harus menjadikannya sebagai rutinitas dalam kehidupan sehari- hari.

3. Tidur
Namun orang sekarang kebanyakan sulit tidur nyenyak. Menurut statistik dokter Taiwan, di Taiwan ada sebanyak 5 juta warga yang hanya bisa tidur dengan bantuan obat tidur. Tidur itu adalah tekniknya, harus dingat kala tidur jangan meletakkan tangan di depan dada, bisa mendatangkan mimpi buruk. Juga jangan letakkan di bagian pinggang, bisa menyebabkan tekanan pada organ tubuh, paling baik letakkan di kedua samping tubuh, dengan telapak tangan menghadap ke atas.

Semakin baik tidur seseorang, tekanan batin semakin cepat hilang. Namun jangan tunggu sampai sangat lelah baru tidur, malah akan lebih sulit untuk tidur, sudah lelah masih susah tidur berarti hati sudah rusak berat karena menderita dua kali, yaitu lelah dan tidak bisa istirahat.

4. Istirahat.
Istirahat berbeda dengan tidur, istirahat adalah meninggalkan pekerjaan semula dan menukarnya dengan sebuah pemandangan. Contohnya saat makan jangan lakukan di meja kerja semula, usahakan membawa bekal makanan dari rumah atau disediakan perusahaan, jangan makan di luar, hanya menghabsikan waktu, apalagi kebanyakan makan di luar dapat merupakan biang kanker. Usahakan membawa bekal sendiri, lebih meta waktu, makan mengikuti formula buang racun saya ini, setelah makan, sisakan 15 menit untuk mengerjakan hal yang tiada hubungan dengan kerja sama sekali. Sisa waktu pergunakan untuk melakukan senam pernafasan dengan perut, melalui gerak pernafasan buat diri agar rileks.

5. Menjaga makan minum
Jangan konsumsi makanan bertekanan tinggi, semua makanan yang menyebabkan iritasi merupakan makanan bertekanan tinggi, semakin banyak konsumsi makanan ini akan membuat saraf simpatetik bekerja berlebihan, kadangkala mengganggu semua fungsi tubuh hingga berada dalam kondisi bahaya.

Apa yang disebut makanan bertekanan tinggi? Coca cola, kopi, teh, alkohol, rokok, produk turunan susu dan produk turunan daging, semua jenis daging, terutama yang telah diproses dengan minyak merupakan makanan bertekanan tinggi.

Makanan jenis apa yang bisa membuat perasaan gembira? Sayur-sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Minuman paling manjur menurunkan tekanan adalah air. Minum air bisa mengurangi tekanan, minum air yang baik dapat menghilangkan tekanan batin. (WHO menemukan, lebih dari 80% penyakit berhubungan langsung dengan sumber air yang kurang bersih).

6. Berjemur sinar mentari.
Sinar mentari memiliki kemampuan pengobatan. Banyak penderita depresi merupakan orang yang tidak suka mandi sinar mentari, dengan sering berjemur sinar mentari, antibodi akan meningkat.

Kamis, 08 Mei 2014

Makna Sufistik Kepemimpinan Jawa & Islam, Relevansinya Bagi Karakter Kepemimpinan Bangsa



 Dialog Budaya & Gelar Seni “YogyaSemesta” Seri-35:

Makna Sufistik Kepemimpinan Jawa & Islam,
Relevansinya Bagi Karakter Kepemimpinan Bangsa


BETAPA sentral dimensi kepemimpinan dalam khasanah budaya Jawa, sastra piwulang banyak menulis tentang ajaran kepemimpinan. Misalnya Sultan Agung yang mengembangkan konsep kepemimpinan: Sang Aji Bathara Buwana dalam: Serat Sastra-Gendhing, yang memuat Tujuh Amanah. Atau Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang mewariskan ajaran kepemimpinan Astha-wilapa-sari, Delapan Denyut Kebajikan Insani yang membatasi kekuasaan seorang Raja. Demikian juga dalam tradisi sufistik pada kepemimpinan kekhalifahan Islam.


Hamangku, Hamengku, Hamengkoni
Dalam filosofi Haměmayu Hayuning Bawânâ terkandung di dalamnya kewajiban Tri Satya Brata. Pertama, rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa (kesejahteraan dunia tergantung manusia yang memiliki ketajaman rasa), menunjuk pada harmoni hubungan antara manusia dengan alam, baik dalam lingkup dunia sebagai kewajiban Hamangku Bumi, maupun lingkup yang lebih luas dalam seluruh alam semesta (universe) sebagai kewajiban Hamengku Buwânâ.

Kedua, darmaning manungsa mahanani rahayuning negara (tugas hidup manusia adalah menjaga keselamatan negara), sebagai kewajiban manusia selama hidup di dunia, dimana kehidupan merupakan dinamika manusia, yaitu Hamengku Nagârâ”. Ketiga, rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsane (keselamatan manusia oleh kemanusiaannya sendiri). Sehingga dapat dimengerti jika filosofi ”Haměmayu Hayuning Bawânâ” itu menyandang misi akbar bagi manusia di dunia dalam tiga substansi tersebut, yaitu: ”Hamengku Nagârâ, Hamangku Bumi, Hamengku Buwânâ”.

Bahwa kewajiban ”Hamengku Nagârâ” itu, karena Tuhan menciptakan manusia yang berbeda-beda, bergolong-golong dan bersuku-suku, sehingga diperlukan adanya negara dan pemerintahan yang mengaturnya, agar tidak terjadi seling-surup dan saling-silang antarmanusia. Manusia wajib ”Hamangku Bumi”, karena bumi sebagai lingkungan alam telah memberikan sumber penghidupan bagi manusia untuk bisa melanjutkan keturunan dari generasi ke generasi, sehingga manusia wajib pula menjaga dan memelihara kelestariannya.

Sementara gelar ”Hamengku Buwânâ” merupakan kewajiban manusia yang lebih luas dalam mengakui, menjaga dan memelihara seluruh isi alam semesta, agar tetap memberikan sumberdaya bagi kehidupan manusia, seperti adanya bulan, matahari dan planet-planet yang lain. Pada hakikatnya, makna yang tersandang dalam ”Hamangku, Hamengku, Hamengkoni” itu adalah tugas dan kewajiban mulia manusia untuk mengagungkan asma Allah. Karena kalau tidak ada manusia, maka Tuhan pun tidak akan pernah disebut asma-Nya.

Makna Gelar Ngarsa Dalem
Menurut Kanjeng Syech Ahmad Sirrullah Zaenuddin, Ngarsa Dalem maknanya adalah Ingsun Pribadi (Aku Sendiri). Yaitu aku yang tersembunyi, aku yang sendirian, aku yang satu, aku yang sepi dari yang lain, yang oleh karenanya tiada satu pun mampu menemukanku (apalagi melihat dan menyentuhku maupun menyerupaiku), aku yang tiada yang lain semata aku, aku yang tiada yang terasakan selain aku. Allah berfirman: “Kuntu Kanzan Makhfiyyan”, artinya “Semula Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi”.

Dalam tradisi kewalian, seseorang yang hendak diangkat oleh Allah sebagai Waliy-Nya, adalah merupakan keniscayaan bahwa dirinya pernah melakukan “khalwat”, menyendiri dari alam keramaian. Tiada satupun Waliy, yang tidak pernah melakukan khalwat sebelumnya. Khalwat, adalah menyendirikan ke-aku-an dirinya dari pengaruh yang lain. Tujuannya, supaya seseorang bisa berkonsentrasi penuh merenung dan menghayati serta merasai ke-akuannya sendiri saja, untuk kemudian mencari tahu “siapa jatidirinya”.

“Aku adalah Dzat yang bernama Allah. Tiada Tuhan selain Aku. Tiada arah di dalam kesendirianmu selain Aku. Tiada yang mewujudkanmu selain Aku. Tiada yang ada sebelummu selain Aku. Maka sembahlah Aku. Aku adalah satu di sini dan kau adalah satu di situ. Pasrahkanlah ke-aku-anmu kepada-Ku. “Ya Allah, kalau begitu, siapakah Engkau dan siapakah aku?”. Tiba-tiba Allah berfirman: “Kau adalah rahasia-Ku dan Aku adalah rahasiamu. Ma’rifatilah ke-akuanmu, akan kau ma’rifati ke-Aku-an-Ku. Rasailah ke-akuanmu, akan kau rasai ke-Aku-an-Ku”.

Ujungnya, “Tiada yang AKU rasai selain AKU”. Pada yang terakhir inilah yang dimaksudkan dengan kesadaran (maqom) Ngarsa Dalem. Kesadaram ini, tentu para Nabi dan Waliy telah alami sebelum keterangkatan mereka menjadi Nabi atau Waliy, dan akan tetap kerap mereka alami dalam kesendirian mereka.

Nabi Muhammad pernah bersabda: “Liy waqtun maa tasa'uniy ghoitu robbiy”. Artinya: “Aku punya waktu yang tiada memuatku (menguasaiku) selain (kesadaran) Tuhanku”. Untuk mencapai kesadaran Aku, yaitu Kesadaran (Rasa) Ngarsa Dalem, Allah menyediakan sebuah gua yang di dalamnya terdapat empat lorong bagi calon-calon Wali-Nya. Pertama, Lorong Al-Awwal. Kedua, Lorong Al-Akhir. Ketiga, Lorong Adh-Dhahir. Keempat, Lorong Al-Batin. Melalui mana seorang calon Waliy melintasinya, akan sampai juga pada Kesadaran Ngarsa Dalem. Seorang Waliy bisa saja pulang-pergi hanya melalui satu lorong, dua lorong, tiga lorong, atau komplit melalui empat lorong. Ke empat lorong ini, mengerucut pada satu titik yaitu Kesadaran Aku, Kesadaran Ngarsa Dalem.

Dalam tradisi kerajaan, tiada satu pun Raja yang tidak melakukan laku sebelumnya. Tanpa laku, seorang Raja akan diragukan status ke-raja-annya. Maksud dari laku, agar pada dirinya terdapati ragi Kesadaran akan Ngarsa Dalem. Dengan harapan, supaya kerajaan bumi yang kelak diembannya, terma’rifati, tersadari dan terbuktikan sebagai pengejawantah Kerajaan Tuhan (amartha). Ketika seorang Raja sejati memimpin rakyatnya, di hatinya tentu ada kesadaran “Laa anaa illaa Anaa” (Bukan aku, tetapi Aku). Seorang calon Raja yang tidak terdapati Kesadaran Ngarsa Dalem, jika terangkat menjadi Raja hanya akan menjadi raja seperti Fir’aun atau Namrud. Kerajaan yang diembannya nanti, dengan demikian akan menjadi pengejawantah Kerajaan iblis (asthina).

Siapa pun raja atau pemimpin atau pejabat yang belum pernah bersama di alam Ngarsa Dalem, tentu ketika mengatur kerajaannya (negaranya, departemennya, instansinya, dll) akan berlaku seperti Fir’aun: “Ana robbukumul a’laa” (aku adalah tuhan kalian yang maha tinggi). “Laa anaa illa anaa” (tidak ada yang ada selain aku). Tidak ada yang jaya selain aku. Tidak ada yang mengatur selain aku. Tidak ada yang adil selain aku. Tidak ada yang bijaksana selain aku,. Tidak ada yang pandai selain aku. Tidak ada yang kuasa selain aku. Tidak ada yang santun selain aku. Dan sterusnya. Aku jaya, aku pengatur, aku adil, aku bijaksana, aku pandai, aku mampu, aku kuasa, aku santun, aku agung, aku wibawa, dan seterusnya.

Kandungan “asma” dan “sifat-sifat” di dadanya, mereka rasai sebagai muncul dari dan oleh dirinya sendiri. Akibatnya, “af'al” yang mereka pancarkan, meski baik akan terma’rifati (oleh ahli kebenaran) sebagai hanya tebaran butiran intan permata yang terbuat dari plastik semata, bukan tebaran intan permata serta mirah delima yang asli.
Pancaran af’al baiknya saja akan hanya serupa dengan plastik atau pohon kering saja, apalagi pancaran af'al jeleknya. Mungkinkah domba-domba akan diberi makan dengan plastik atau tumbuhan yang kering?

Pada diri setiap orang, di dalamnya pasti terdapat kandungan “rasa Ngarsa Dalem“ ini. Hanya saja jika tidak pernah dilatih di alam kesepian (pertapaan) di bawah asuhan seorang yang ahli di bidangnya (yakni Waly Mursyid kamil mukammil, seorang ulung di bidang ketuhanan dan kenegaraan), rasa Ngarsa Dalem ini akan berhenti pada “rasa ngarsa dalem” (dengan huruf kecil) saja. Yakni rasa ngarsa dalem yang masih tertempurungi rasa kesombongan (baik lembut maupun kasar) yang oleh karenanya belum bisa merasai kesadaran mutlak.

Orang-orang yang telah masuk ke dalam golongan muqorrobun, rasa Ngarsa Dalem ini telah menjadi ragi bagi keberadaan, kehidupan dan kesadarannya. Bagi golongan ashabul-yamin, rasa Ngarsa Dalem ini belum bisa mereka rasai akibat kesombongannya yang tersembunyi. Ada pun bagi golongan ashhabus-syimal, rasa Ngarsa Dalem ini jelas-jelas tidak bisa mereka rasai akibat kesombongan kuatnya.

Jalma Kang Utama
Dalam budaya Jawa, hubungan manusia dengan Tuhan yang bersifat teologis (hablu minal-Llah) tercermin dalam filosofi: ”Manunggaling kawulâ-Gusti”, atau ungkapan: ”Curigâ manjing Warângkâ”. Hubungan manusia dengan alam yang bersifat antropologis (hablu minal-’alamien) tercermin dalam ajaran Sultan Agung: ”Mangasah mingising budi, memasah malaning bumi[1].

Hubungan harmonis dengan alam itu akan bermuara pada pembentukan ”jalmâ kang utâmâ”, ”sarirâ bathârâ”, “satriya-pinandhita” atau insan kamil, manusia paripurna yang menggambarkan “sejati-jatining satriya” atau “sejati-jatining manungsa” yang sudah sampai pada tataran “kesempurnaan”, membawa misi “hamemayu-hayuning bawana”. Ciri-cirinya harmonis lahir-batin, jiwa-raga, intelektual-spiritual dan ”kepala-dada”-nya, yang akan melahirkan nilai-nilai humanisme. Karena itu, tanpa adanya hablu minal-Llah, hubungan kemanusiaan (hablu minan-naas) akan cenderung semu, munafik dan eksploitatif[2].

Konsep ”jalmâ utâmâ” ini ada relevansinya dengan ”makhluk dua dimensi”-nya Pierre Teilhard de Chardin, seorang filsuf Perancis, bahwa manusia adalah ”makhluk langit”. Menurut Chardin, hakikatnya manusia tercipta dari dua unsur yang berbeda, yaitu unsur bumi --unsur tanah yang rendah-- dan unsur langit yang tinggi.
Allah menciptakan manusia dari segenggam tanah kering yang berbau. Itulah yang kemudian menjelma sebagai fisik manusia dengan segala macam ketertarikannya pada dunia dan hal-hal yang berbau materi. Di sela-sela proses penciptaan itu berlangsung, Allah pun meniupkan ruh-Nya ke dalam wujud manusia, hingga ia memiliki kecenderungan untuk “melangit”, menuju hal-hal spiritual. Dengan ruh, manusia diantar menuju tujuan non-materi yang tidak bisa diukur di laboratorium. Dimensi inilah yang membawa manusia pada keindahan, pengorbanan, pemujaan, rasa cinta, kesetiaan, kenikmatan beribadah, dan lainnya. Hingga akhirnya, manusia menuju suatu realitas Maha Sempurna, yang gaib, tanpa batas, tanpa akhir, dan tanpa cacat. Itulah Allah Rabbal ‘Alamien.
                               
Kualitas seorang manusia sangat ditentukan oleh interaksi kedua unsur tersebut. Apabila gaya tarik gravitasi bumi lebih kuat, maka manusia tak akan jauh berbeda dengan hewan, bahkan lebih buas atau lebih bodoh darinya. Ia akan sekuat tenaga mencari sebanyak mungkin materi, dengan mengabaikan suara hati-nurani. Tetapi bila unsur langit lebih kuat tarikannya, manusia akan menjadi “malaikat” yang terlahir di dunia.                                

Hakikatnya kita adalah “makhluk langit” yang diturunkan Allah untuk menguji seberapa besar keimanan kita kepada-Nya. Karena itu, selalai dan seingkar apa pun, suatu hari nanti pasti akan mengingat jatidiri dan janji primordial kepada Allah di alam rahim lalu, bahwa kita adalah hamba Allah, yang berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya jua. Innaa Lillah wa innaa ilaihi rooji’un.

Akhirnya, harus kita sadari bahwa Allah adalah awal dan akhir kehidupan, seperti pendapat Teilhard, yang juga seorang paleontolog. Lewat kontemplasi alamnya menyatakan, Allahlah titik awal evolusi (Alpha), tetapi juga titik akhir kesempurnaan (Omega). Seluruh evolusi dunia, sejarah manusia, menuju satu tujuan, yakni titik Omega di mana Allah menjadi semua di dalam semua[3].

Renungan Kita
Sekarang ini dan ke depan memang Indonesia memerlukan pemimpin dan kepemimpinan yang kuat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa. Pemimpin yang kuat berarti juga memiliki konsistensi –satya wacana: satunya kata dengan perbuatan—tegas dan tidak ambivalen.

Jika berbicara tentang kepemimpinan Islam, kita dapat meneladani kepemimpinan visioner (visonary leadership/transforming leadership) yang dijalankan Rasulullah SAW., yaitu siddiq yang artinya jujur atau benar, amanah --dapat dipercaya, tabligh --komunikatif, fathanah –cerdas dan berpengetahuan.
Pada tataran implementasi, bobotnya terletak pada aspek muamalah, yaitu pengaturan tata hubungan antarkelompok masyarakat. Sejalan dengan proses dialektika, di mana selalu terjadi pergeseran nilai-nilai zaman, maka apa yang terungkap pada masa-masa yang kemudian, adalah terbentuknya sintesa-sintesa baru tentang konsep kepemimpinan dalam suatu setting sistem kenegaraan yang amat berbeda dengan zaman Nabi atau pun masa Mataram dulu. Karena itu, semua teori kepemimpinan itu harus memperoleh lahan penyemaian yang cocok dengan budaya setempat.

Dialog Budaya & Gelar Seni
Dalam kerangka pikir seperti itu, dan masih dalam suasana Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI, maka Dialog Budaya & Gelar Seni “YogyaSemesta” Seri-35 akan mengangkat topik: “Makna Sufistik Kepemimpinan Jawa & Islam, Relevansinya Bagi Karakter Kepemimpinan Bangsa”. Narasumber pertama adalah Cak Kuswaedi Syafi’ie, MAg, Dosen Tasawuf UII Yogyakarta, Pembina Jama’ah Shaharu Layali (lek-lekan), Jama’ah Sholawatan Madura, akan mempertajam pembahasan aspek kepemimpinan dari perspektif tasawuf.

Narasumber kedua adalah KH. Syarif Mashur Ridlo, SE, Pengasuh Pondok Pesantren “Sultan Agung”, Sleman, akan mengupas dari perspektif ahlul sunnah wal jama’ah yang menjadi ciri khas gerakan Islam tradisional yang dikembangkan oleh Nahdlatul ‘Ulama. Narasumber ketiga adalah Eva Imania Eliasa, MPd, Representasi Jama’ah Thoriqoh Qodirriyah wa Naqsabandiyyah (TQN) Padepokan Surya Buana, Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan & Bimbingan, Program Studi Bimbingan & Konseling UNY, Pecinta para Sufi, akan mengupas artikel Kyai Syech Ahmad Sirrulah Zaenuddin tentang ”Ngarsa Dalem” (Fanaa Fillah) dari fenomena psikologi kepemimpinan bangsa.

Narasumber keempat adalah KH. Abdul Muhaimin, Koordinator FPUB: Forum Persaudaraan Umat Beragama DIY, yang akan memberikan second opinion pembahasan aspek kepemimpinan dari perspektif tasawuf dan perwujudan harmoni kehidupan antaragama dan antarpemeluknya.









Dialog dipandu oleh KAW Wibbie Maharddhika, SFil, Pengasuh Ashabul Cafe, didampingi Hari Dendi, Pengasuh ”YogyaSemesta” sebagai Host. Gelar Seni  disesuaikan dengan suasana bulan suci Ramadhan, berupa Sholawatan dari Padepokan Sholawat, Donga Syi’ir Panggiring Ati, dan Fashion Show oleh Paras Ayu Collection. Diselenggarakan di Bangsal Kepatihan, Slasa Wage, 24 Agustus 2010, jam 19.30-22.00 (bakda Shalat Tarawih).


Yogyakarta, 16 Agustus 2010

Komunitas Budaya
“YogyaSemesta”,

ttd.

Hari Dendi
Pengasuh


[1] Dr. Purwadi, “Serat Bimo Suci”, www.jawapalace.org.
[2] SufiNews.Com, “Islam, Iman, dan Ihsan dalam Nilai Pergerakan”, 29 Juli 2004.
[3] Anonim, “Memperbarui Cara Kita Bertindak”, Renungan Akhir Tahun, 30 Desember 2001.